CARA MENULIS
JURNAL BELAJAR
UNTUK PEMENUHAN TAGIHAN
PROGRAM BERMUTU
Desember
2011
Pengantar
Apa yang harus ditulis untuk memenuhi tagihan Jurnal Belajar (JB) dan
Kajian Kritis? Itulah hal yang dibahas dalam tulisan ini. Tanpa bermaksud
menggurui pembaca, karena memang guru, tulisan sederhana ini diharapkan dapat
sedikit membantu Ibu dan Bapak Guru pada kelompok-kelompok kerja Program
BERMUTU di Tempursari .Pengalaman yang penulis dapatkan dari hasil pertemuan
dengan para insan pencerdas anak bangsa ini di kelompok-kelompok kerja BERMUTU
telah menginspirasi penulis untuk berbagi sedikit pengalaman dalam bentuk
tulisan sederhana yang ada di tangan pembaca saat ini.
Semua peserta pada setiap kelompok
kerja diyakini memiliki modul dan suplemennya. Isi tulisan sederhana ini pada
dasarnya juga bersumber dari KKG BERMUTU dan suplemennya dengan sedikit
perubahan gaya penyampaian. Uraian dalam panduan ini sebenarnya lebih
diutamakan kepada Ibu dan Bapak Guru yang baru tahun pertama bergabung dengan
Program BERMUTU. Sementara itu, Ibu dan
Bapak Guru peserta Program BERMUTU tahun
kedua tentunya pengalaman di tahun pertama dapat diimplementasikan lebih baik
pada tahun kedua ini. Mereka diyakini sudah lebih terampil dan sudah lebih dalam
menulis JB ataupun Kajian Kritis.
Yang terpikir oleh penulis pada saat
menulis hal yang sederhana ini adalah apakah Ibu dan Bapak Guru pada
kelompok-kelompok kerja sudah mulai menulis JB dan Kajian Kritis? Apa kesulitan
yang mereka hadapi? Apa yang dapat kami lakukan untuk membantu? Apakah mereka
memang butuh bantuan? Beranjak dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis
berupaya menampilkan JB lengkap dengan isinya berdasarkan hasil renungan
penulis dan tentunya sangat imajiner.
Oleh karena itu, penulis sangat yakin bahwa peserta yang sempat membaca tulisan
ini hanya akan melihat isi contoh JB yang dimuat di sini sekadar sebagai sebuah
contoh.
Sebuah harapan yang terpateri, semoga
tulisan sederhana ini dapat menjadi masukan bagi Ibu dan Bapak Guru pada KKG
dan MGMP dalam menulis JB dan Kajian Kritis. Saat kegiatan di kelompok kerja
berakhir beberapa pertemuan, semoga
tagihan JB dan Kajian Kritis dapat terpenuhi di samping tagihan-tagihan yang
lain tentunya.
Kita takkan pernah bisa menulis andai kita tak pernah mencoba dan tak pernah
memulainya.
Mulailah dengan sebuah kata, Pada suatu hari saya terinpirasi untuk menulis.
1. Jurnal Belajar
Tentang Jurnal Belajar (JB)
·
JB merupakan rekaman refleksi dan hasil
pengamatan serta pemikiran peserta didik.
·
JB umumnya disusun berdasarkan
pengalaman nyata pada saat mengikuti suatu pembelajaran
·
JB umumnya ditulis sebagai apresiasi
terhadap pembelajaran
·
JB merupakan komentar peserta didik
terhadap pembelajaran yang bisa berupa ketertarikannya terhadap materi yang
disampaikan, keterpahaman dan
ketidakpahamannya terhadap materi sampai adanya temuan baru peserta didik yang
mungkin berbeda dengan yang disampaikan oleh gurunya
Jurnal
Belajar dalam Hubungannya dengan Tagihan Program BERMUTU
Dalam hubungannya dengan tagihan
yang harus dipenuhi oleh peserta kelompok kerja (KKG/MGMP), JB mengarah kepada refleksi
atau komentar yang ditulis oleh setiap peserta pada setiap akhir pertemuan
kelompok kerja mulai dari kegiatan inservice sampai dengan akhir pertemuan
rutin (x pertemuan). Artinya, pada setiap akhir pertemuan kelompok kerja,
setiap peserta harus menuliskan pengalaman belajar yang diperolehnya pada
pertemuan tersebut.
Sebagai contoh, kelompok kerja
tahun pertama kegiatan dimulai dengan inservice selama 1 hari. Selama 1 hari
pada setiap akhir pertemuan, setiap peserta harus menuliskan pengalaman yang
diperolehnya pada pertemuan tersebut. Dengan demikian, ketika kegiatan
inservice berakhir, setiap peserta sudah menyelesaikan 1 buah JB. Sebaiknya,
penulisan JB dilakukan langsung pada akhir pertemuan dengan menyisakan waktu
lebih kurang 10-15 menit. Disarankan
ketua kelompok kerja dapat menyiapkan kertas khusus untuk penulisan JB dan map
tempat menyusun JB peserta sehingga setiap JB peserta dapat terdokumentasikan
dengan baik.
Di sisi lain, sangat tidak disarankan peserta menulis JB
seminggu atau bahkan sebulan kemudian karena detail-detail yang didapat pada
saat pertemuan sudah banyak terlupakan. Hal lain yang juga sangat tidak
disarankan adalah peserta menulis ulang JB yang sudah ditulis oleh teman.
Dengan kata lain, JB sangat bersifat personal dan dalam konteks tagihan
program, JB merupakan tagihan individu. Dalam penulisan JB tidak berlaku
istilah, “Tolong pinjamkan JB yang sudah kamu tulis, aku tak sempat nulis.
Nanti pasti kukembalikan. Pinjam sebentar saja!” Jawaban yang paling bijak jika
ada permintaan seperti itu adalah “Mari kita pikirkan langkah apa yang akan
kita tempuh untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang baru disampaikan
oleh narasumber!
Apa
saja yang Harus Dituliskan dalam JB?
Isi JB peserta KKG/MGMP mencakup hal-hal
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Isi Jurnal
Belajar Peserta KKG/MGMP
|
|
Pengalaman
belajar
|
Peserta
KKG/MGMP menuliskan pengalaman belajarnya pada pertemuan itu
|
Materi
yang telah dipahami
|
Peserta
KKG/MGMP menuliskan topik-topik atau materi yang telah dipahaminya
|
Materi
yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya
|
Peserta
KKG/MGMP menulis topik-topik atau materi yang belum dipahami disertai dengan
alasan yang logis
|
Usaha/cara
mengatasinya
|
Peserta
KKG/MGMP menuliskan cara-cara mengatasi kendala atau hambatan yang
dihadapinya seperti bertanya kepada teman sejawat, dosen, kepala sekolah
ataupun memanfaatkan berbagai sumber lain
|
Upaya
Pengayaan
|
Peserta
KKG/MGMP menuliskan upaya yang akan dilakukannya untuk memantapkan
pengetahuannya terhadap materi yang disampaikan (menulis kegiatan belajar
yang yang akan dilakukannya dari sumber lain)
|
Apakah
Tujuan Jurnal Belajar dalam Konteks BERMUTU?
Dalam konteks BERMUTU,
JB di samping sebagai salah satu tagihan program, juga melalui JB diharapkan
antara lain:
·
guru peserta BERMUTU menjadi terbiasa
mengungkapkan pengalamannya secara tertulis. Dengan cara ini, guru akan
terbiasa menulis yang dimulai dari hal-hal sederhana hingga ke hal-hal yang
lebih kompleks;
·
guru peserta BERMUTU mengetahui
bagian-bagian atau topik-topik yang sudah terpahami dan topik-topik yang belum
terpahami yang dibahas pada setiap pertemuan serta upaya yang dilakukan untuk
memantapkan pemahaman terhadap materi dimaksud.
Bagaimanakah Format Jurnal Belajar?
Format JB pada dasarnya dapat dikembangkan sendiri oleh setiap
kelompok kerja. Yang penting diperhatikan adalah JB yang ditulis menyangkut
atau berkenaan dengan pengalaman belajar yang diperoleh, materi yang sudah
terpahami, materi yang belum terpahami, upaya yang dilakukan untuk memahaminya,
serta pengayaan yang dilakukan agar penguasaan terhadap suatu materi menjadi
semakin mantapAgar adanya keseragaman, berikut ini ditampilkan contoh JB dengan
model A , B, dan C.
Contoh Model A
Nama Guru Peserta :
Kelompok Kerja :
KKG Gugus Tanjung Harapan
Hari/Tanggal/ :
Pertemuan :
Rutin ke
Materi :
Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator :
Jurnal Belajar ke-2
1.
Pengalaman Belajar
|
Pada pertemuan rutin keprogram BERMUTU,
banyak hal baru yang saya dapatkan. Selama 12 tahun menjadi guru, baru hari ini
saya mendapatkan pencerahan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh guru
dalam pembelajaran. Pemikiran dan pemahaman saya terhadap sebuah pembelajaran
menjadi semakin nyata. Saya semakin sadar bahwa sebuah pembelajaran tidak
pernah terlepas dari adanya masalah. Hanya terkadang kita, para guru, kurang
menyadarinya. Hari ini, pikiran saya menjadi lebih
terbuka. Mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran dapat dimulai dengan
menulis case study. Inilah yang menjadi inti materi yang disampaikan oleh
narasumber, yaitu penulisan case study
untuk mengidentifikasi masalah.
|
2.
Materi yang Telah Saya Pahami
|
Saya memperhatikan setiap detail materi yang disampaikan oleh
narasumber mulai dari konsep masalah (apa yang disebut masalah) dalam sebuah
pembelajaran, bagaimana mengenali adanya masalah dalam pembelajaran, apa yang telah dilakukan oleh seorang guru
untuk mengatasi masalah dalam pembelajarannya, masalah yang yang bagaimana
yang harus ditangani dengan segera dan masalah yang bagaimana pula yang dapat
ditunda penanganannya. Selain itu, narasumber juga menjelaskan bahwa masalah-masalah
yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran, sebaiknya ditulis sebagai sebuah
pengalaman pembelajaran agar dapat berguna bagi kita sendiri dan berguna bagi
orang lain. Pengalaman pembelajaran yang dituliskan oleh seorang guru atau
dosen, inilah yang dikenal sebagai case
study.
Materi berikutnya tentang case study yang disampaikan oleh narasumber
dapat saya pahami dengan baik termasuk unsur-unsur utama yang harus termuat
dalam sebuah case study dan cara menuangkan pengalaman menjadi sebuah case
study yang di dalamnya seakan ada ruh
yang membuat case study terasa sebagai sebuah kehidupan. Saya dapat
menggarisbawahi pokok-pokok materi yang sudah saya pahami dengan baik pada
pertemuan itu adalah sebagai berikut.
·
Konsep masalah
dalam konteks pembelajaran
·
Cara mengidentifikasi
masalah
·
Sumber/penyebab
timbulnya masalah
·
Masalah esensial
dan masalah tidak esensial dalam pembelajaran
·
Konsep case study
·
Unsur-unsur case
study
·
Contoh case study
|
3.
Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya
|
Pada sesi pertemuan itu, ada
beberapa bagian dari materi yang disampaikan yang belum sepenuhnya dapat saya
pahami dengan baik. Topik-topik atau pokok-pokok materi dimaksud adalah
sebagai berikut.
·
Cara memulai untuk
menulis case study
·
Apa saja yang
harus dituliskan dalam case study
·
Pada bagian mana
case study harus diakhiri tulisannya
Pada intinya yang belum saya pahami adalah saya belum bisa menulis
case study sebagaimana disampaikan oleh narasumber. Saya merasa hampir semua sesi pembelajaran
saya bermasalah. Masalah yang saya hadapi dapat dikatakan mulai dari
penguasaan materi, penguasaan strategi, dan bahkan saya belum sepenuhnya
mampu menyusun RPP dengan benar. Saya bingung masalah yang mana yang harus
saya tuliskan sebagai case study.
Ketika sesi tanya jawab, saya tidak tega
untuk bertanya karena banyak sekali yang harus saya tanyakan. Itulah sebabnya
saya memilih berdiam diri dan berupaya mencerna semua yang disampaikan oleh
teman-teman dan narasumber pada sesi tanya jawab tersebut. Saya telah
berupaya dengan segenap kemampuan yang ada.
|
4.
Usaha/Cara Mengatasinya
|
Saya bertekad akan berupaya maksimal untuk
memahami materi identifikasi masalah
(dengan cara menulis case study), yang disampaikan oleh narasumber pada
pertemuan rutin ke-2 tersebut. Langkah yang akan saya tempuh adalah sebagai
berikut.
·
Merenung di
keheningan malam tentang masalah-masalah yang saya hadapi dalam pembelajaran
selama saya menjadi guru
·
Mencatat
masalah-masalah tersebut pada buku catatan yang saya siapkan khusus untuk itu
·
Mencoba memulai
menulis case study sebagai sebuah draf awal
·
Menjumpai
narasumber untuk berkonsultasi lebih lanjut sambil memperlihatkan draf case
study yang saya buat
·
Membiasakan diri
untuk menulis walaupun masih tersendat-sendat.
|
5.
Upaya Pengayaan
|
Upaya pengayaan yang akan saya lakukan untuk
memaksimalkan pemahaman saya terhadap case study sebagai langkah identifikasi
masalah antara lain adalah sebagai berikut.
·
Mencari
contoh-contoh case study yang pernah ditulis oleh orang lain baik yang sudah
dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
·
Membaca dengan
penuh perhatian contoh-contoh case study dalam modul BBM BERMUTU dan membuat
catatan-catatan singkat sehingga diperoleh suatu pemahaman yang lebih utuh
tentang case study.
|
Contoh Model B
Nama Guru Peserta :
Kelompok Kerja :
KKG GUSLAH II
Hari/Tanggal/ :
Sabtu,
Pertemuan :
Rutin ke
Materi :
Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator :
Jurnal Belajar ke-5
Pengalaman Belajar
|
Pada pertemuan ke-2 dengan topik
Identifikasi Masalah PTK, saya mendapatkan pemahaman baru bahwa pembelajaran
yang kita laksanakan sebenarnya tidak terlepas dari adanya masalah. Hanya
bagaimana cara kita mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran, menurut
narasumber dapat dilakukan melalui menulis pengalaman pembelajaran atau case
study.
|
Materi yang Sudah Saya Pahami
|
Dalam pertemuan yang berlangsung dari pukul
s.d. WIB tersebut, materi-materi yang sudah saya pahami adalah sebagai
berikut.
·
Konsep masalah
dalam konteks pembelajaran
·
Cara
mengidentifikasi masalah
·
Sumber/penyebab
timbulnya masalah
·
Masalah esensial
dan masalah tidak esensial dalam pembelajaran
·
Konsep case study
·
Unsur-unsur case
study
·
Contoh case study
|
Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya
|
Materi-materi yang belum saya pahami dengan baik pada pertemuan tersebut
adalah sebagai berikut.
·
Cara memulai untuk
menulis case study
·
Apa saja yang
harus dituliskan dalam case study
·
Pada bagian mana
case study harus diakhiri tulisannya
Pada intinya yang belum saya pahami adalah saya belum bisa menulis
case study sebagaimana disampaikan oleh narasumber. Alasannya adalah saya merasa hampir semua
sesi pembelajaran saya bermasalah. Masalah yang saya hadapi dapat dikatakan
mulai dari penguasaan materi, penguasaan strategi, dan bahkan saya belum
sepenuhnya mampu menyusun RPP dengan benar. Saya masih bingung masalah yang
mana yang harus saya tuliskan sebagai case study. Selain itu, yang paling
utama adalah saya belum terbiasa menulis.
|
Usaha/Cara Mengatasinya
|
Cara yang akan saya tempuh untuk mengatasi
masalah tersebut adalah sebagai berikut.
·
Merenung di
keheningan malam tentang masalah-masalah yang saya hadapi dalam pembelajaran
selama saya menjadi guru
·
Mencatat
masalah-masalah tersebut pada buku catatan yang saya siapkan khusus untuk itu
·
Mencoba memulai
menulis case study sebagai sebuah draf awal
·
Menjumpai
narasumber untuk berkonsultasi lebih lanjut sambil memperlihatkan draf case
study yang saya buat
·
Membiasakan diri
untuk menulis walaupun salah-salah
|
Upaya Pengayaan
|
Upaya pengayaan yang akan saya lakukan untuk
memaksimalkan pemahaman saya terhadap case study sebagai langkah
mengidentifikasi masalah antara lain adalah sebagai berikut.
·
Mencari
contoh-contoh case study yang pernah ditulis oleh orang lain baik yang sudah
dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
·
Membaca dengan
penuh perhatian contoh-contoh case study dalam modul BBM BERMUTU dan membuat
catatan-catatan singkat sehingga diperoleh suatu pemahaman yang lebih utuh
tentang case study.
|
Contoh Model C
Nama Guru Peserta :
Kelompok Kerja :
KKG Guslah II
Hari/Tanggal/ :
Sabtu,
Pertemuan :
Rutin ke
Materi :
Identifikasi Masalah PTK
Narasumber/Fasilitator :
Jurnal Belajar ke-5
Pengalaman Belajar
|
Pada pertemuan ke-2 dengan topik
Identifikasi Masalah PTK, saya mendapatkan pemahaman baru bahwa pembelajaran
yang kita laksanakan sebenarnya tidak terlepas dari adanya masalah. Bagaimana
cara kita mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran, menurut narasumber
dapat dilakukan melalui menulis pengalaman pembelajaran atau case study.
|
Materi yang Sudah Saya Pahami
|
·
Konsep masalah
dalam konteks pembelajaran
·
Cara
mengidentifikasi masalah
·
Sumber/penyebab
timbulnya masalah
·
Masalah esensial
dan masalah tidak esensial dalam pembelajaran
·
Konsep case study
·
Unsur-unsur case
study
·
Contoh case study
|
Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya
|
·
Cara memulai untuk
menulis case study
·
Apa saja yang
harus dituliskan dalam case study
·
Pada bagian mana
case study harus diakhiri tulisannya
Alasan utamanya adalah saya belum terbiasa
menulis
|
Upaya Pengayaan
|
·
Mencari
contoh-contoh case study yang pernah ditulis oleh orang lain baik yang sudah
dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
·
Membaca dengan
penuh perhatian contoh-contoh case study dalam modul BBM BERMUTU dan membuat
catatan-catatan singkat sehingga diperoleh suatu pemahaman yang lebih utuh
tentang case study.
|
Format Model Mana yang Harus Digunakan oleh
Guru KKG/MGMP?
Ada beberapa catatan terhadap pertanyaan tersebut.
·
Setiap
kelompok kerja bebas menentukan model yang mana yang digunakan untuk JB pada
kelompok kerjanya.
·
Diharapkan
setiap guru peserta pada setiap kelompok kerja menggunakan format yang sama.
·
Hal yang
esensial bukan pada formatnya, melainkan pada isi JB itu sendiri
·
Setiap
kelompok kerja dapat menggunakan format/model selain yang ditawarkan dalam
panduan sederhana ini.
·
Model
yang ditawarkan dalam tulisan sederhana ini intinya adalah apa yang harus
ditulis oleh guru peserta setelah mengikuti kegiatan pertemuan di kelompok
kerjanya.
·
Setiap
kelompok kerja yang penulisan JB-nya sudah berjalan dengan pola, format,
ataupun model yang agak berbeda dengan format yang dibahas dalam tulisan ini,
silakan melanjutkan sebagaimana model yang telah diterapkan sejak awal pada
kelompok kerjanya.
·
Kepada
kelompok kerja yang sama sekali belum memulai penulisan jurnal belajar
disarankan dengan segera memulainya dengan mengacu kepada salah satu model yang
ditawarkan dalam tulisan ini.
·
Pilihlah
model yang dianggap paling mudah.
Apakah Kegiatan Inservice juga Harus Ditulis
Jurnal Belajar?
·
Pengalaman
yang didapat pada kegiatan inservice harus ditulis dalam JB.
·
Kalau
hasil kegiatan inservice belum ditulis dalam JB, silakan renungkan kembali apa
dan bagaimana kegiatan inservice berlangsung, kemudian tulis dalam JB.
Kalau Saya Tidak Hadir pada Keg. Pertemuan,
Apakah Saya Harus Menulis JB?
·
Ya! Guru
peserta yang kebetulan tidak hadir pada suatu pertemuan kelompok kerja tetap
harus menulis JB. Isinya tentang ketidakhadirannya, alasan tidak hadir, upaya
apa yang akan dilakukan untuk memahami materi yang disampaikan oleh narasumber
pada saat guru yang bersangkutan tidak hadir.
·
Menulis
JB yang terkait dengan ketidakhadiran sebaiknya tidak menggunakan bentuk tabel,
tetapi langsung bentuk narasi sebagaimana contoh di bawah ini.
·
Untuk
cerita ketidakhadiran sebetulnya kurang tepat disebut JB, tetapi agar dokumen
JB dapat beralur secara teratur, peserta yang tidak hadir tetap harus menulis.
Contoh:
1.
Pengalaman Belajar
Pada pertemuan rutin ke-2 dengan topik identifikasi masalah PTK, saya
tidak bisa hadir. Waktu itu, ketika saya akan berangkat dari rumah, turun hujan
yang sangat lebat. Saya tidak berani ambil risiko mengendarai sepeda motor
dalam kondisi hujan lebat tersebut. Sambil menunggu hujan reda, saya tertidur
di teras rumah. Ketika terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 17.30. dan
teman-teman saya di kelompok kerja pasti sedang bersiap-siap untuk pulang.
Memang, saya merasa rugi karena hari ini tidak mendapatkan pengalaman baru yang
disampaikan oleh narasumber.
2.
Materi yang Sudah Saya Pahami
Materi tentang identifikasi masalah memang sudah saya pahami sedikit
dari hasil membaca BBM BERMUTU tadi malam. Namun, masih banyak hal yang belum
saya pahami. Yang sudah saya pahami tentang identifikasi masalah adalah untuk
melakukan PTK, seorang guru harus tahu dulu apa masalah yang dihadapinya dalam
pembelajaran. Cara menemukan masalah dalam pembelajaran, itulah yang namanya
identifikasi masalah.
3.
Materi yang Belum Saya Pahami dan Alasannya
Jelas masih sangat banyak materi yang belum saya pahami. Saya tidak
bisa menguraikan di sini karena tidak tahu secara persis apa saja yang
disampaikan oleh narasumber pada saat kegiatan berlangsung.
4.
Usaha/Cara yang Akan Saya Tempuh
Usaha yang akan saya tempuh adalah nanti malam selesai salat magrib,
saya akan ke rumah teman saya yang kebetulan hadir pada pertemuan tadi. Saya
akan minta teman saya menjelaskan tentang hal-hal/materi yang disampaikan oleh
narasumber, tugas mandiri apa yang harus diselesaikan, dan hal-hal lain yang
terkait dengan pertemuan hari itu. Saya juga akan memfotokopi materi-materi
yang disampaikan oleh narasumber (jika narasumber memberikan materi pengayaan).
5.
Upaya Pengayaan
Jika
ada tugas mandiri, saya akan menyelesaikan tugas mandiri dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar baik yang berasal dari media cetak maupun yang berasal
dari media elektronik( internet).
Selamat
menulis JB pada akhir setiap pertemuan kelompok kerja. Yakinlah bahwa itu
bukan pekerjaan berat andai kita tidak berniat menulis JB seminggu kemudian
atau bahkan sebulan kemudian. Semoga
gagasan Bapak/Ibu Guru mengalir seperti air ketika Bapak/Ibu Guru
menuliskannya
|
JURNAL BELAJAR
PROGRAM BERMUTU
KKG GUSLAH II
TEMPURSARI
Nama
Peserta
|
|
Hari/Tanggal
|
|
Pertemuan
|
|
Materi
|
|
Narasumber
|
|
Jurnal Belajar ke-
1.Pengalaman Belajar
|
|
1.
Materi yang Sudah
Saya Pahami
|
|
2.
Materi yang Belum
Saya Pahami dan Alasannya
|
|
3.
Usaha/Cara yang
Akan Saya Tempuh
|
|
4.
Upaya Pengayaan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar